BOYOLALI

BOYOLALI
perjuangan ku tak kan berhenti sampai aku merasa menghianati perasaan sodaraku. PDIP masih bernyali untuk adu kekuatan berbuat baik kepada negeri ini saya Yanti mampu mewujudkan nya..salam PDIP

Rabu, 15 Juni 2011

SEKILAS TENTANG CEPOGO

 ilustrasi by http;//yantipdipforboyolali.blogspot.com


CEPOGO  adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Cepogo dapat kita capai dari Boyolali atau dari Ampel. Jalan ke Cepogo cukup menanjak. Jika terus lagi, kita akan sampai ke Selo. Selo terletak di kaki gunung Merapi sebelah timur.
Banyak sapi perah dipelihara di Cepogo. Iklim yang dingin memungkinkan pemeliharaan sapi perah.

 KELURAHAN
  1. Bakulan
  2. Cabean Kunti
  3. Candigatak
  4. Cepogo
  5. Gedangan
  6. Genting
  7. Gubug
  8. Jelok
  9. Jombong
  10. Kembang Kuning
  11. Mliwis
  12. Paras
  13. Sukabumi
  14. Sumbung
  15. Wonodoyo

SEKILAS TENTANG MUSUK

ilustrasi by http://yantipdipforboyolasli.blogspot.com


Musuk adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu desa di kecamatan ini, yaitu Desa Mriyan, terletak didekat gunung Merapi, yakni hanya berjarak sekitar 7,5 kilometer dari puncak Merapi.[2]
[sunting] Desa/kelurahan

  1. Cluntang
  2. Dragan
  3. Jemowo
  4. Karang Kendal
  5. Karanganyar
  6. Kebongulo
  7. Kembangsari
  8. Keposong
  9. Lampar
  10. Lanjaran
  11. Mriyan
  12. Musuk
  13. Pagerjurang
  14. Pusporenggo
  15. Ringin Larik
  16. Sangup
  17. Sruni
  18. Sukorame
  19. Sukorejo
  20. Sumur

Selasa, 07 Juni 2011

30 DETIK BERMAKNA

BIASAKAN KITA MENGASAH OTAK KITA DALAM 30 DETIK KITA PAKSAKAN .. UNTUK MENGELUARKAN IDE DAN PENDAPAT SY DETIK INI SEDANG MENGETIK DALAM WAKTU 30 DETIK/ 26-27 28 20 30 DETIKK STOPPPPPPPPPPPPPP/!!.. CUMA INI YG bisa sy ketik sekarang anda

Senin, 06 Juni 2011

PANCASILA TERGANTUNG DI DINDING KELAS


Pancasila sebagai dasar bangsa dan ideologi nasional kini dipertaruhkan keberadaannya, baik sebagai simbol persatuan ataupun landasan sikap berbangsa dan bernegara. Saat ini Pancasila membutuhkan pejuang kemerdekaan yang mendambakan nilai moralitas dan persatuan.
Hal ini tentunya bukan karena bangsa lain, tapi karena diri kita sendiri. Sampai di mana Pancasila kita terapkan di kehidupan kita? Apakah hanya sebatas pajangan dinding rumah yang semakin usang umurnya bahkan sebatas hafalan sebagai syarat kita berbangsa?
Pancasila telah berada di setiap sendi kehidupan kita. Segala bentuk penerapannya telah terwujud dalam peraturan dan perundang-undangan di negara ini. Lahirnya Pancasila telah merubah wajah bangsa ini yang berbeda suku dan budaya menjadi satu dengan menjujung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.
Begitu halnya dengan "Bhineka Tunggal Ika" yang merupakan semboyan hidup bangsa ini. Ia lahir dari sebuah perjuangan panjang yang telah mengorbankan banyak hal untuk tetap bertahan. Bukankah ini yang didambakan masyarakat indonesia?
Tapi mengapa sepertinya kita tak menemukan keadilan itu di negara kita yang tercinta ini? Padahal ia telah lahir sejak lama bahkan ialah yang menuntun bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Hal ini perlu kita sadari bahwa segala bentuk permasalahan bangsa ini mengakar pada retaknya persatuan.
Kepentingan pribadi dan kelompok mendominasi dari pada kepentingan masyarakat luas, sehingga pemberontakan terjadi di mana-mana dengan mengusung simbol keadilan. Inilah saatnya kita berbenah diri, bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi demi kepentingan orang banyak.
Keadilan akan terwujud jika diantara kita punya kesadaran berbangsa dan bernegara yang utuh. Sehingga cita-cita mulia bangsa ini akan menjadi kenyataan.
Semoga bermanfaat.

IBU KU DIANTARA YG LAIN


Dunia telah mencatat sejarah fenomenal yang ditorehkan oleh para tokoh. Baik itu pemimpin, ilmuwan, dan beberapa sosok sukses lainnya yang memberikan warna perubahan dalam kehidupan masyarakat. Lihat saja sosok Nabi Muhammad SAW. Bahkan Michael H Hart penulis buku 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, menempatkannya di urutan pertama dalam daftar manusia paling berpengaruh dalam sejarah. Di balik catatan yang mengagumkan ini, tentunya para tokoh ini tak berjuang sendiri. Pasti ada sosok penting yang menyokong dalam setiap langkah mereka. Siapa mereka?
Bagi saya, anda, atau kita semua pastilah ada sosok yang menyokong dalam setiap langkah. Mendoakan dalam setiap upaya yang kita lakukan, tersenyum bangga kendatipun lingkungan menghinakan kita. Peluhnya, ia dedikasikan untuk keberhasilan kita. Jerih payahnya, kekhawatirannya, kegundahannya, air matanya, hanyalah untuk kita, anaknya yang ia banggakan. Sosok itu adalah, ibu.
Dikisahkan suatu ketika di pedalaman Kelantan. Seorang anak kecil yang menderita polio, memiliki hidung yang sangat mancung, dan memiliki rambut ikal. Namun, keunikannya itu menyebabkan ia menjadi bahan hinaan teman-temannya. Rambutnya yang ikal di kata sarang tawon, hidungnya yang mancung pun tak luput dari hinaan. Bahkan, penyakit polionya membuat teman-teman masa kecilnya meledek dengan gerakan dan sebutan 'Omar Pincang'.
Tatkala Omar menyambangi kawan-kawannya hendak bermain. Seperti hari-hari yang telah dilalui, semua menertawakan dan mencemoohnya sambil menirukan cara berjalannya yang pincang. Ia pun mengurungkan niatnya untuk bermain dan kembali ke rumahnya dengan perasaan pedih menggores hati. Hingga tak terasa bulir airmata mengalir deras membasahi wajahnya yang berhidung mancung.
Setibanya dirumah, ia disambut oleh senyum ibunda. Ibunda dengan sabar menanyakan mengapa ia menangis, kemudian diceritakanlah semua kejadian yang telah dialaminya tadi. Setelah menarik nafas ibunda pun berkata:
“Omar… sakitnya dimana? Di kaki atau disini?" kata Ibunda sambil menunjuk ke kepala.
“Di kaki Ibu,” jawab Omar.
“Kawan-kawan Omar kakinya sakit tidak? Dan jika kaki mereka tidak sakit tapi berjalan dengan pincang, maka apanya yang sakit?" lanjut Ibundanya. Dan Omar terdiam mendengarkan perkataan Ibunda.
“Kaki Omar sakit, tapi kepala tidak... Omar bisa pergi jauh nanti. Tapi kalau kaki baik dan isi kepala tak baik maka Omar tidak bisa pergi kemanapun Omar mau,” kata Ibunda Omar disertai senyumnya yang meneduhkan hati sang anak yang sedang pilu.
Itulah sepenggal kisah masa kecil Professor Dato' Dr. Sheikh Omar Abdul Rahman, seorang ilmuwan dan ahli penyakit hewan di Universiti Putra Malaysia yang mendapatkan gelar Sarjana dari University of Queensland Australia (1974), Gelar Master dari University of Saskatchewan Canada (1977), Member (MRCVS)di Royal College of Veterinary Surgeons London (1977), dan memperoleh gelar Profesor tahun
1993.
Motivasi dan dorongan dari Ibunda melalui perkataan dan kasih sayangnya kepada Omar melekat dalam kehidupannya sehingga Omar mampu mengalahkan keterbatasannya.
Peran seorang Ibu juga dirasakan oleh banyak tokoh dunia lainnya, salah satunya adalah John Francis Welch Jr. (Jack Welch) mantan Chief Executive Officer dari General Electric (GE) yang pada tahun 1999 dinobatkan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune dan saat pensiun mendapatkan gaji 4 juta dollar per tahun, yang diikuti dengan nilai pensiun sebesar 8 juta dollar setiap tahun.
Jack Welch lahir di Peabody, daerah Massachusetts, Amerika Serikat pada 19 November 1935. Ia dibesarkan oleh keluarga sederhana, ayahnya John Welch Sr. bekerja sebagai seorang kondektur Boston-Maine Railroad dan ibunya Grace Welch hanyalah seorang ibu rumah tangga.
Jack Welch berkisah pada saat pidato perpisahannya dengan seluruh jajaran GE bahwa diwaktu kecil ia adalah seorang anak gagap yang sama sekali tidak menonjol dalam berbagai mata pelajaran. Namun Ibunya setiap hari selalu membuka tas sekolahnya dan mencari nilai ujian sekolahnya yang dapat membanggakannya dan jika menemukannya selalu dipajang di dinding rumah walaupun nilainya biasa-biasa saja.
Seraya meneteskan air mata ia berkata, “Jika Ibuku saat ini masih ada, maka aku akan berkata, lihatlah Ibu ada banyak kebanggaan yang dapat kau pajang di dinding rumah.”
Bukan saja peran ibu, namun peran Istri sangat penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Sosok mulia seperti Nabi Muhammad SAW digambarkan dalam sejarah mendapatkan dukungan yang sangat besar dari istri beliau yakni Siti Khodijah di masa awal kenabiannya.
Siti Khodijah senantiasa memberikan dukungan secara moril maupun materiil sampai akhir hayatnya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa, ditengah beratnya perjuangan beliau dalam mengemban amanah besar dari Allah Penguasa langit dan bumi.
Semua masyarakat Indonesia sangatlah akrab dengan tokoh yang satu ini. Namanya adalah Soeharto, seorang Jenderal TNI yang memimpin Indonesia sebagai Presiden selama 31 tahun dan meninggal pada 27 Januari 2008, sungguh sebuah kepemimpinan yang paling lama dalam sejarah bangsa Indonesia.
Kematian istrinya Raden Ayu Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) pada tanggal  28 April 1996 menjadi pukulan berat bagi Soeharto dan dampaknya sangat terasa dalam pengaruh dan performa kepemimpinannya. Terlepas dari kontroversi dibalik kematian Ibu Tien Soeharto, kenyataannya adalah kepemimpinan Suharto mengalami penurunan yang cukup signifikan terhadap pengaruh maupun kemampuan Soeharto sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Hal inilah yang seakan-akan menyiratkan bahwa kekuasaan dan pengaruh Soeharto karena pengaruh dari istrinya. Krisis moneter pada tahun 1997 yang menyerang Asia, tekanan dari oposisi, dan aksi mahasiswa di seluruh penjuru negeri menjadi alasan pengunduran diri Soeharto dari puncak kepemimpinan Indonesia pada 21 Mei 1998. Tidak berhenti sampai disitu, pasca pengunduran dirinya, Soeharto harus berurusan dengan pengadilan yang mendakwanya melakukan Kolusi, Korupsi, Nepotisme dan pelanggaran HAM.
Pada tahun 527 ada seorang tokoh bernama Flavius Petrus Sabbatius Justinianus atau Justinianus I. Ia merupakan salah satu tokoh terpenting pada abad kuno. Masa kekuasaannya ditandai dengan renovatio imperii (restorasi kekaisaran) yang ambisius. Ambisi ini ditunjukkan melalui perebutan kembali wilayah Kekaisaran Romawi
Barat, termasuk kota Roma sendiri.
Pada masa kekuasaannya, ditulis hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang masih menjadi dasar bagi hukum masyarakat di negara-negara modern. Pada masanya pula budaya Bizantium berkembang dan program pembangunannya melahirkan karya-karya besar. Justinian mendapatkan bantuan moril yang besar dari istrinya, Theodora.
Terlepas dari masa lalu Theodora yang seorang  aktris dan menjadi semacam pelacur tingkat tinggi yang hanya melayani kalangan terbatas, Theodora telah menjadi penasihat  yang mampu melakukan pelbagai tugas diplomatik. Theodora pun mempunyai pengaruh terhadap peraturan-peraturan yang dikeluarkan Justinian, termasuk beberapa pengesahan hukum yang memperbaiki hak-hak dan status wanita.
Harold Macmillan pernah berkata, “No man succeeds without a good woman behind him. Wife or mother, if it is both, he is twice blessed indeed.”
Bahkan teramat istimewa peran sang ibu, hingga Nabi Muhammad SAW mengatur bagaimana perlakuan seorang anak pada orang yang melahirkannya itu.
"Daripada Muawiyah bin Haidatal Qusyairi, katanya: aku bertanya, Rasulullah SAW, siapakah orang yang paling patut aku berbuat baik?
Rasulullah SAW menjawab, ibumu. Kemudian aku bertanya lagi, siapa?
Rasulullah menjawab, ibumu. Kemudian aku bertanya lagi, siapa?
Rasulullah menjawab, ibumu, kemudian aku bertanya lagi, siapa?
Rasulullah menjawab, bapamu, kemudian orang yang paling hampir denganmu dan seterusnya." (Hadis Riwayat at-Tirmizi)
Allah memuliakan sosok Ibu! Namun hati ini menangis tatkala melihat hasil survey kekerasan pada anak 80 persen terjadi dari Ibu.
Namun itu bukan ibuku!
Ibuku, ia lembut.
Marahnya cinta, pujiannya doa, kasih sayangnya sepanjang usia. Air matanya tetesan surga.
Kini ia tak lagi muda, binar matanya tak lagi bercahaya, mungkin ajal akan menjemputnya.
Tapi, kurasa engkau telah berhasil ibu. Berhasil mengenalkanku pada penciptaku.
Itulah kebahagiaanku memilikimu. Ibu.

Terima kasih kepada semua ibu di seluruh penjuru dunia, Selamat Hari Ibu (22 Desember).
by Windmill – Time goes wherever you are

Sabtu, 04 Juni 2011

KARAKTER MANUSIA BERDASARKAN KENDARAAN

ilustrasi by_http://yantipdipforboyolali.blogspot.com

1.angkot: suka menunda nunda pekerjaan.
2.bajaj : gª Ьΐ∫a di percaya ,plin plan.
3.sedan: datar dan gª mau ambil resiko/ acuh
4.niaga ( xenia-avanza-inova dan sejenisnya) : pekerja keras..pedulia-dermawan..tapi sedikit jorok.
5.city car( karimun-jazz & sejenisnya: pelit-ga mau peduli sªªммªª lingkunhan).
6.mobil antik/kuno: sayang keluarga tapi pemboros - suka hura2..
7.mobil bak: pekerja keras cuek - apa adanya tapi sedikit culun.
8. 4x4: macho-sok-tampilan luar tak segarang di ranjang.
9.mobil plat merah/dinas/kantor: jaim-sok kaya-sok pinter-suka melebih2kan.
10. Truck: jorok -ga modis-bau.
11.mobil sampah : no 10 + belagu-sok kepedean-sok kecentilan-sok kegantengan-sok paling oke-sok paling pinter-sok setia-sok mencintai-tukang selingkuh-pendusta-penipu-tukang gombal -pelit-tukang ingkar janji-suka -suka ngedelet di FB - BB m dan YM. seenaknya mutusin nyambungi hubungan. #Jika anda merasa karakter anda tidak ada dari 11 mobil DI ATAS berarti anda termasuk no 12.#
12. Mobil sedot tinja: MUNAFIK.....
* belom punya mobil ????: sabar yaa tetap semangat dan bekerja keras.. Xixixi.....
ORIGINAL YANTY MADE 

SUDAH KAH KITA MENJADI BANGSA YANG BESAR

 ilustrasi by_http://yantipdipforboyolali.blogspot.com


Presiden RI pertama Soekarno pernah berkata, “Bapak makan anak adalah hal yang lumrah (wajar) dalam sebuah revolusi”. Di lain kesempatan ia pernah berkata, “Siapa saja yang mencoba melawan, akan saya gebuki”. Statement beliau tersebut jika diperdengarkan pada jaman sekarang (era reformasi) akan menimbulkan keresahan dan multi interpretasi bahkan polemik di masyarakat. Namun untuk diketahui bahwa ucapan tersebut dilontarkan oleh beliau pada saat kondisi bangsa Indonesia tengah berada di dalam masa revolusi dan peperangan melawan pemberontakan di pelbagai daerah Indonesia.
Tak dipungkiri, di saat sulit dan tertekan terkadang ada beberapa hal yang sekiranya kurang patut untuk diungkapkan atau diputuskan, tetap saja harus terlontar baik sengaja atau tidak sengaja sebagai respon atau solusi atas sebuah permasalahan. Terkadang pilihan pahit harus diambil oleh pimpinan guna melanjutkan kelangsungan suatu negara atau lembaga. Orang-orang yang dahulunya pernah sangat berjasa dapat menjadi tak berharga sama sekali manakala negara atau lembaga dalam keadaan sekarat, dan sangatlah wajar manakala ada yang harus dikorbankan bagi kepentingan bersama.
Beberapa tokoh yang berjasa besar pada bangsa dan negara, bahkan mereka sebagai kunci dari bangunan kemerdekaan Indonesia malah sama sekali tidak mendapatkan penghargaan apapun dari pemerintah hanya karena mereka diduga terlibat dengan pemberontakan atas kekecewaan mereka pada pemerintah yang saat itu sudah menyimpang dari semangat perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebut saja seperti Sjafruddin Prawiranegara, pejuang pada masa kemerdekaan RI yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan RI di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Syafrudin Prawiranegara
Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudian diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka di tahun 1948. Syafruddin kemudian diangkat menjadi Ketua Pemerintah Darurat RI pada 1948. Atas usaha PDRI pulalah, akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta.
Sebelumnya Syafrudin Prawiranegara pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Syafruddin kemudian menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Indonesia yang pertama, pada tahun 1951. Sebelumnya ia adalah Presiden Direktur Javasche Bank yang terakhir, yang kemudian diubah menjadi Bank Sentral Indonesia (Bank Indonesia sekarang).
Pemerintah Indonesia menduga adanya keterlibatan Syafrudin dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang berdiri akibat dari ketidakpuasan terhadap pemerintah karena maraknya ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan pengaruh komunis yang semakin menguat. Atas hal itulah maka Syafrudin Prawiranegara sejak meninggalnya pada tanggal 15 Februari 1989 hingga saat ini sama sekali belum menyandang gelar “Pahlawan Nasional”.
Istiqomah dan Berjuang dengan Hati
Penyimpangan atas semangat perjuangan yang sejatinya dahulu diusung oleh para pendiri bangsa ini, selalu saja menimbulkan kekecewaan bagi sebagian pejuang yang kemudian menimbulkan pergolakan dan perlawan di pelbagai lini. Baik sebagai salah satu bentuk teguran ataupun peringatan, bermacam bentuk ketidak-puasan tersebut seyogyanya tetap dapat disikapi dengan bijak oleh para pemimpin tanpa harus mengurangi rasa penghormatan dan penghargaan terhadap para pahlawan itu sendiri yang telah berjasa bagi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Bangsa ini dahulunya dibentuk oleh para pemuda yang sama sekali tidak memiliki motif/kepentingan apapun selain keikhlasan berjuang dengan berharap rahmat Tuhan. Lihatlah bagaimana Pancasila itu dibuat sebagai landasan negara yang di dalamnya terkandung berbagai nilai-nilai mulia yang kesemuanya diambil dari nilai kearifan lokal dan merupakan jawaban atas semua permasalahan bangsa Indonesia. Lihatlah bagaimana keragaman/perbedaan itu disatukan oleh pemuda dan terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika melalui Sumpah Pemuda. Dan lihatlah bagaimana Undang-undang Dasar 1945 yang kandungan nilai-nilainya terhimpun dalam pembukaan UUD ’45 itu terbentuk dan tak tergantikan hingga saat ini.
Kesemuanya adalah hasil dari sebuah perjuangan dengan semangat persatuan tanpa ada kepentingan apapun atau berharap imbalan apapun (Zero Mind).
Windmill – Time goes wherever you are